Oleh: Mulki Mulyadi
(Baca puisi dengan latar lagu Raihan, Sebenarnya)
Sebenarnya…
Hampa hati.
Tanpa hadirMu di dalam jiwa.
Dan dzikirku pun, melayang jauh.
Tak sampai padaMu, kuharap ampun.
Ribuan doa yang kuratap.
Bagai setitik buih dalam lautan rahmat.
Dan aku pun, tak sanggup meminta.
Sering terjerat, tali yang rapuh.
Mohon ampun, tak kenal lelah.
Lirihku sepanjang waktu.
Aku sadari, diriku.
Penuh lumpur hitam, sekelam malam.
Terhempas badai, terseret gelombang.
Tanpa sayangMu tak ada lagi harapan hidupku.
Tujuanku, semua berkah dariMu.
Kasihi kami, aku dan semua.
Sebenarnya, luka dalam dada.
Dapat sembuh karena Engkau.
Maka pintaku mengharap satu.
Dapat kulihat wajahMu.
Dapat terangi hasrat jiwaku.
Bunga dalam taman mawarku.
Bintang gemintang dalam desis pujianku.
Satu namun beranting.
Itulah sebait rindu.
Dari yang fana.
Teruntuk yang kekal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar