Muak
Oleh: Mulki Mulyadi
Enak betul jadi pejabat.
Yang tak kenal halal dan haram.
Sesuka hati meraup harta.
Tiap hari kerja berleha-leha.
Enak betul para pembesar.
Sampai muak aku mendengar.
Banyak yang ambil yang bukan hak.
Merah, pedih, marah.
Namun tunduk kumenahan amarah.
Rasanya duka dalam negeri.
Iri, dengki, hasut semua intrik ada.
Seharusnya kan jadi pelayan.
Malah pongah minta dilayan.
Seenak perut berlipat tangan.
Hartanya pun bukan.
Hampir isi perutku semua terhambur.
Tersulut kotornya kelakuan mereka.
Benci, hambur, lempar.
Semua serangan tak cukup melukiskan.
Apa yang terjadi pada pejabat negeri.
Kusut masai sudah teriakan parau.
Tak terdengar telinga mereka tuli.
Bodohnya sekolah pintar-pintar.
Taktahu mana baik mana benar.
Pantas saja rakyat jadi kasar.
Duitnya itu yang dipakai melayar.
Pelesir ke sudut dunia.
Duh, aku mulai muak!
Pergilah sana ke planet terjauh.
Jangan pulang sebelum bertaubat.
Duh, bosan kami lihat mereka.
Pancungan mungkin puaskan batin.
Pancung!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar